1. Kisah perjuangan  pendakwah dan syuhada : 
Sebagai pelajaran bagi penduduk Mekkah yang ketika itu menolak kenabian  Rasulullah,
 secara panjang lebar dalam ayat 13-29, dikisahkan penduduk suatu kota 
dalam menghadapi utusan yang menyeru pada agama Allah. Pada saat 
pendakwah itu diancam untuk dibunuh oleh penduduk kota yang ingkar, 
muncullah seorang penduduk kota yang telah beriman dan secara berani 
membela para pendakwah.
Orang
 pemberani ini akhirnya menjadi syuhada setelah dibunuh dengan kejam 
oleh kaumnya sendiri, dan oleh Allah dimasukkan ke dalam Surga. 
Ketulusan orang ini untuk menyelamatkan kaumnya terlihat dari ucapannya,
 yang bukan mengutuk kaumnya yang telah  membunuhnya tetapi justru mendoakan  mereka  (ayat 26-27). Di sini Allah memberikan contoh nyata jihad fi sabilillah, yaitu keberanian moral     pembela kebenaran (yang berani mengatakan “yang benar walau pahit”  dan “berkata yang benar terhadap  penguasa /  masyarakat yang zhalim”)  yang bila wafat berjuang di jalan Allah akan dan mendapat   jaminan masuk Surga.  Oleh karenanya sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa tokoh ini adalah  shahibu Yaasin (fokus Surat Yasin)
 
2. Pokok-pokok Keimanan (Aqidah), antara lain  :
· Allah bersumpah dengan Al Qur’an bahwa Muhammad
SAW benar-benar seorang rasul yang diutusNya kepada kaum yang belum pernah diutus kepada mereka rasul-rasul (yaitu bangsa Arab), seperti yang disebutkan dalam ayat 1-6. 
· Manusia jangan “menyembah (mempertuhankan) syaithan karena mereka adalah musuh yang nyata  (ayat 60-62) 
·  Kekuasaan Allah membangkitkan manusia di hari Kebangkitan (ayat 51-59) dimana penghuni Surga  akan memperoleh kebahagiaan yang kekal. Ayat “Salaamun, qaulam mir rabbir rahim” (Kepada penghuni Surga, dikatakan “Salam” sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang”), merupakan kata terindah dalam Surat Yaasin karena merupakan dambaan bagi semua muslim yang
sudah wafat untuk mendapat salam dari Allah SWT di Surga.
3. Tanda-tanda Kekuasaan Allah yang mengungkapkan sebagian “rahasia alam semesta” agar manusia  beriman
 pada kebesaran Allah dan bersyukur atas karuniaNya. Kandungan Surat 
Yaasin ini sarat dengan ilmu pengetahuan karena sepanjang ayat 33-50 
terdapat sejumlah “hikmah pelajaran” bagi mereka  yang mau menggunakan akal (mengkajinya secara mendalam) :
 · “Maha suci Tuhan yang  yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya,  baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang mereka tidak  ketahui” (ayat 36)
· “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan (melampaui) bulan dan  malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya”   (ayat 40)
· “Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya (tua pikun) niscaya Kami kembalikankan dia  kepada  kejadiannya (seperti bayi yang baru lahir yang lemah dan tidak tahu apa-apa). Maka apakah  mereka  tidak memikirkan? (ayat 68)
4. Mengingat Mati
“Ajal pasti tiba” dan bisa datang pada siapa saja – tua atau muda -- tanpa diketahui waktunya. Banyak ayat  dalam
 Surat Yaasin membicarakan tentang kematian dan Hari Berbangkit. 
Tujuannya agar manusia mau ingat mati sehingga lebih mendekatkan diri 
pada agama. Pemahaman pada makna Surat Yasiin ini seharusnya menyadarkan
 kita tentang  kematian dan Hari Kiamat, sehingga menggugah kita untuk lebih banyak beribadat dan beramal saleh serta  bertaubat sebelum terlambat. 
Jadi seharusnya, dengan banyak membaca Surat Yaasin, kita makin mempersiapkan “bekal” kita di kehidupan  mendatang. Dengan demikian, Surat Yaasin, bukan hanya bermanfaat dibacakan pada orang yang sudah meninggal, tapi terlebih lagi bagi kita yang masih hidup untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari!
(Pandji Kiansantang)
Sumber : http://qirsa.com/inspirasi-islami/289-memahami-makna-surat-yaasin.html 


0 komentar:
Posting Komentar