Untuk mengobati penyakit futur ini, beberapa ulama memberikan 
beberapa resep. 
Pertama, jauhi kemaksiatan. 
Kemaksiatan akan 
mendatangkan kemungkaran Allah dan pada akhirnya membawa kepada 
kesesatan. Allah berfirman: “Dan janganlah kamu melampaui batas yang 
menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barang siapa ditimpa musibah 
oleh kemurkaan-Ku, maka binasalah ia” (Thaha: 81). Jauh dari kemaksiatan
 akan mendatangkan hidup yang akan lebih berkah. Dengan keberkahan ini 
orang dapat terhindar dari penyakit futur. Allah berfirman: “Jika 
penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami melimpahkan 
kepada mereka keberkahan dari langit dan dari bumi” (Al-A’raf: 96).
Kedua, tekun mengamalkan amalan siang dan malam. 
Amalan siang dan malam dapat melindungi dan menjaga pelaku DAKWAH
 untuk selalu berhubungan dengan Allah swt. Hal ini dapat menjauhkannya 
dari perbuatan yang tidak mendapat restu dari Allah. Allah berfirman: 
“Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb Yang Maha Penyayang itu, ialah 
orang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang 
jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang (mengandung) 
keselamatan. Dan orang-orang yang melalui malam harinya dengan bersujud 
dan berdiri untuk Rabb mereka” (Al-Furqan: 63-64).
Ketiga, mengintai waktu-waktu yang baik. 
Dalam banyak hadits 
Rasulullah SAW banyak menginformasikan adanya waktu-waktu ijabah doa. 
Sepertiga malam terakhir, hari Jum’at, antara dua khutbah, ba’da Ashar 
hari Jum’at, bulan Ramadhan, bulan Zulqaedah, Zulhijjah, Muharram, rajab
 dll. Waktu-waktu itu memiliki keistimewaan yang dapat mengangkat 
derajat seseorang di hadapan Allah. 
Keempat, menjauhi hal-hal yang 
berlebihan. 
Berlebihan dalam kebaikan bukan merupakan tindakan 
bijaksana. Apalagi berlebihan dalam keburukan. Allah memerintah manusia 
sesuai dengan kemampuannya. Firman Allah: “Maka bertaqwalah kamu kepada 
Allah sesuai dengan kesanggupanmu!” (At-Taghabun: 6). Islam adalah Din tawazun (keseimbangan). Disuruhnya pemeluknya 
memperhatikan akhirat, namun jangan melupakan kehidupan dunia. Seluruh 
anggota tubuh dan jiwa mempunyai haknya masing-masing yang harus 
ditunaikan. Dalam ayat lain Allah berfirman: “Demikianlah kami telah 
menjadikan kamu (umat Islam), umat pertengahan (adil) dan pilihan. 
(Al-Baqarah: 143) 
Kelima, melazimi Jamaah “Berjamaah itu rahmat, Firqah 
(perpecahan) itu azab.”
demikian sabda Rasulullah. Dalam hadits yang 
lain beliau bersabda: “Barangsiapa yang menghendaki tengahnya surga, 
hendaklah ia melazimi jamaah.” Dengan jamaah seorang muharrik akan 
selalu berada dalam majelis dzikir dan pikir. Hal ini membuatnya selalu 
terikat dengan komitmennya semula. Juga jamaah dapat memberikan program 
dan kegiatan yang variatif. Sehingga terhindarlah ia dari kebosanan dan 
rutinitas. 
Keenam, mengenal kendala yang akan menghadang 
Pengetahuan pelaku DAKWAH
 dan pejuang akan tabiat jalan yang hendak dilalui serta rambu-rambu 
yang ada, akan membuatnya siap, minimal tidak gentar, untuk menjalani 
rintangan yang akan datang. Allah berfirman: “Dan beberapa banyak Nabi 
yang berperang bersama mereka sebagian besar karena bencana yang menimpa
 di jalan Allah, dan tidak pula lesu dan tidak pula menyerah (kepada 
musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar” (Ali Imran: 146).
Ketujuh, teliti dan sistemik dalam kerja. 
Dengan perencanaan yang 
baik, Pembagian tugas yang jelas, serta kesadaran akan tanggung jawab 
yang diemban, dapat membuat harakah menjadi harakatul muntijah (harakah 
yang berhasil). Perencanaan akan menyadarkan pejuang, bahwa jalan yang 
ditempuh amat panjang. Tujuan yang akan dicapai amat besar. Karena itu 
juga dibutuhkan waktu, amal dan percobaan yang besar. Jika ini semua 
telah dimengerti, insya Allah akan tercapai sasaran-sasaran yang telah 
ditentukan. 
Kedelapan, memilih teman yang shalih 
Rasulullah bersabda: “Seseorang 
tergantung pada sahabatnya, maka hendaklah ia melihat dengan siapa ia 
berteman.” (H.R. Abu Daud) 
Kesembilan, menghibur diri dengan hal yang 
mubah 
Bercengkerama dengan keluarga, mengambil secukupnya kegiatan 
rekreatif serta memberikan hak badan secara cukup mampu membuat diri 
menjadi segar kembali untuk melanjutkan amal yang sedang dikerjakan. 
Kesepuluh, mengingat mati, surga dan neraka 
Rasulullah bersabda: 
“Jika sekiranya engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya engkau 
akan banyak menangis dan sedikit tertawa.” Ketahuilah, bahwa futur 
menyebabkan jalan DAKWAH yang 
harus di tempuh menjadi lebih panjang, sebab tidak mendapatkan 
ma’iyatullah (kebersamaan dan pembelaan Allah) dan daya intilaq 
(lompatan) kita menjadi lebih berat, baik karena borosnya biaya dan 
rontoknya para pejuang dan penyeru DAKWAH.
 Mudah-mudahan Allah selalu menjaga kita, Amin. Wallahu a’lam bis shawab
 Author : Ust. Mahfudz Siddiq. M.Si spirit menyambut bulan yg indah 
(Ramadhan).
oleh: Gugum Gumantika
Sumber : http://www.rumahzakat.org/newrz/cara-mengobati-futur/  


0 komentar:
Posting Komentar